Program Rumah Diskusi Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIPMA) IPB University Membahas Food Estate
Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Hipma) IPB University mengadakan diskusi dengan topik “Food Estate” yang dikemas melalui program Rumah Diskusi, (17/4). Rumah Diskusi edisi perdana ini menghadirkan tiga pembicara, di antaranya Guru Besar Fakultas Pertanian Prof Dwi Andreas Santosa dan para aktivis organisasi kemahasiswaan IPB University di antaranya Menteri Kebijakan Agrikompleks Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM), Ainun Fiki dan Ketua BEM Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) Muhammad Umar Jiaul Haq.
Ketua Departemen Agribisnis IPB University, Dr Dwi Rachmina mengatakan, rumah diskusi digagas oleh Himpunan Mahasiswa Agribisnis dan merupakan forum yang sangat baik. Menurutnya, rumah diskusi ini selalu mengangkat topik tertentu.
“Hari ini kita membahas kebijakan yang sedang hangat, yaitu food estate. Saya kira Pak Andreas paham tentang ini mulai dari konsep dan implikasinya. Kemudian manfaat apa yang didapatkan oleh petani maupun perkembangan ekonomi secara keseluruhan di Indonesia,” kata Dr Dwi Rachmina saat membuka diskusi ini secara virtual.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, food estate pernah diterapkan di Indonesia, seperti di Kalimantan Tengah dan Merauke. Ia menyebut hasilnya belum terlihat sesuai dengan yang diharapkan.
“Tentu ada pembelajaran dari kebijakan yang belum berhasil dan tidak berkelanjutan itu. Saya kira ini jadi pembelajaran dari diskusi ini. Ini sangat dekat dengan agribisnis, seperti dalam integrasi antar vektor, sistem pertanian, dan lain sebagainya. Saya berharap ke depan mahasiswa bisa ikut langsung dalam implementasinya maupun membuat kajiannya,” tuturnya.
Bicara soal food estate, ia adalah konsep pengembangan pangan yang mengintegrasikan pertanian, perkebunan, dan peternakan di satu kawasan. Kebijakan ini rencananya akan menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) tahun 2020-2024.
Prof Dwi Andreas Santosa berkisah bahwa kebijakan ini sebelumnya pernah diterapkan dan gagal. Bahkan, dari kebijakan ini memakan biaya sebesar 3 triliun rupiah karena gagal diperlukan untuk rehabilitasi lingkungan dengan memakan biaya 3 triliun rupiah lagi.
Dalam paparannya, Kepala Biotech Center IPB University ini menegaskan bahwa dalam pengembangan lahan pangan ada empat pilar yang tidak boleh dilupakan. Empat pilar tersebut di antaranya kelayakan tanah dan agroklimat, kelayakan infrastruktur, kelayakan sosial dan ekonomi, dan kelayakan teknologi.
“Food estate tidak berhasil walaupun ada koordinasi antar kementerian. Food estate akan berhasil jika tidak melanggar kaidah akademis. Kaidah akademis itu dimuat dalam empat pilar. Satu saja dari empat pilar itu tidak ada, maka pasti gagal,” jelas Prof Andreas.
Prof Andreas menyebut beberapa contoh food estate yang pernah diterapkan namun gagal dan tidak ada hasilnya. Food estate tersebut di antaranya Food Estate Ketapang yang memiliki rencana 100.000 hektar, Food Estate Bulungan 300.000 hektar, dan Food Estate Merauke Papua yang awalnya 4,6 juta hektar kemudian menjadi 1,2 juta hektar.
Sementara itu, Menteri Kebijakan Agrikompleks BEM KM IPB University Ainun Fiki mengatakan bahwa pihaknya sedang membuat kajian terkait food estate yang nantinya akan disosialisasikan ke stakeholder terkait. Sejauh ini, mahasiswa Fakultas Pertanian itu menilai bahwa kebijakan food estate tidak related di 2021.
“Sejak dulu tidak ada yang berhasil, malah lahan yang dulu untuk food estate dikelola oleh korporat. Biayanya pun mahal,” katanya.
Ainun mewakili BEM KM IPB University berpendapat, lebih baik memaksimalkan lahan yang ada dibanding kebijakan food estate. Menurutnya, kalau melihat data, memaksimalkan lahan di Pulau Jawa saja sudah cukup.
“Hasil audiensi kami dengan Ombudsman, food estate dengan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan sangat jauh,” pungkasnya.
Selain dihadiri oleh para pembicara dan Ketua Departemen Agribisnis IPB University, rumah diskusi ini juga dihadiri oleh Sekretaris Departemen Agribisnis IPB University Dr Amzul Rifin, Komdik Departemen Agribisnis IPB University, Rahmat Yanuar, SP, MSi, dan diikuti oleh mahasiswa IPB University.
Artikel ini telah tayang di https://ipb.ac.id/news dengan judul “Bincang Guru Besar IPB University dan Mahasiswa Bahas Food Estate”
Klik untuk baca: https://ipb.ac.id/news/index/2021/04/bincang-guru-besar-ipb-university-dan-mahasiswa-bahas-food-estate/d54c44b68f5d26277794eeb4e6436843#top
Penulis : (MHT/Zul)