Selamat Datang di Website Departemen Agribisnis - IPB University

Agribisnis

Departemen Agribisnis IPB Gelar Webinar Kupas Green Marketing Agribusiness

Seiring semakin berkembangnya teknologi menjadikan masyarakat sekaligus konsumen memiliki akses informasi yang terbuka terhadap produk yang digunakan. Perhatian masyarakat saat mengonsumsi produk tidak hanya tertuju pada harga dan kemasan tetapi lebih dari pada latar belakang produk tersebut. Hal itu tak lepas dari mulai munculnya kesadaran konsumen akan kerusakan lingkungan seperti pemanasan global, pecemaran lingkungan yang disebabkan oleh perilaku pembelian produk oleh mereka sendiri. Sehingga perilaku masyarakat sehari-hari sebagai wujud kepedulian lingkungan dengan memerhatikan penggunaan produk khususnya produk-produk agribisnis memunculkan penerapan prinsip yang disebut green consumerism. Hal inilah yang melahirkan tantangan bagi perusahaan agribisnis untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan aman bagi konsumen melalui strategi green marketing.

Hal tersebut telah mendorong Departemen Agribisnis IPB untuk menggelar Web-Seminar untuk membahas “Green Marketing for Agribusiness : Theory of Reasoned Action”. Web-Seminar yang berlangsung pada Sabtu (10/10/20) tersebut mengundang Dr Marthin Nanere, Dosen Senior dalam Bidang Marketing dari La Trobe University Melbourne, Australia dengan dimoderatori oleh Dr Suprehatin, Dosen Pengajar di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), IPB University. Webinar yang dilaksanakan melalui aplikasi zoom meeting ini diikuti antusias oleh para mahasiswa, akademisi dari berbagai universitas/daerah maupun instansi dari pemerintah.

Sebagai pendahuluan Webinar, sambutan diberikan oleh Dekan FEM IPB Univeristy, Prof. Dr. Nunung Nuryartono yang menyatakan bahwa pengetahuan mengenai green marketing sangat penting untuk memastikan produk yang dikonsumsi mendukung pada pencapaian Renewable Energy.

“Banyak perusahaan di seluruh dunia mulai concern terhadap penerapan green marketing pada produknya , seperti Wall-Mart, perusahaan retail terbesar di dunia, juga mulai concern menerapkan strategi green marketing ini” Jelasnya.

Selain itu, Prof. Nunung juga menyampaikan bahwa melalui Webinar ini akan semakin memberikan wawasan terkait framework dari sebuah sektor produk dan jasa untuk dapat berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan yang juga dijelaskan melalui teori of reasoned action memengaruhi perilaku.

Sebagai pengantar materi, Dr Marthin menyampaikan bahwa agribisnis adalah seluruh aktivitas di pertanian dengan memasukkan pelaku petani, pengolah, dintributor dan pelanggan dalam sistem produksi, pengolahan, transportasi, pasar dan pendistribusian produk.

“Di Australia, jumlah peternakan pada tahun 2019 sebanyak 135 997 peternakan dengan jumlah 63.7 juta domba.” Tambahnya.

Untuk mewujudkan produk agribisnis yang bertanggung jawab pada lingkungan, maka green marketing menjadi strategi yang diterapkan dalam proses penjualan produk berdasarkan manfaat lingkungan. Selain itu, green marketing juga dikenal dengan istilah lain seperti Ecological Marketing, Environmental Marketing dan Sustainable Marketing.

“Persamaan antara green marketing dan traditional marketing adalah sama-sama bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, namun yang berbeda adalah green marketing masuk untuk meminimalkan dampak berbahaya dari produk terhadap lingkungan alam.” Paparnya.

WhatsApp Image 2020-10-15 at 08.10.42 3 8 9

Hal-hal yang termasuk dalam green marketing adalah terdapat adanya modifikasi produk, perubahan kemasan, perubahan proses produksi dan iklan yang juga dimodifikasi. Dengan demikian, konsumen akan mau membayar harga suatu produk jika ada peningkatan pada desain, fungsi, daya tarik visual, rasa manfaat lingkungan.

Oleh karena itu, untuk membuat konsumen mudah untuk menggunakan produk-produk green diperlukan pemahaman terhadap nilai perilaku dan perilaku pembelian oleh konsumen.

“Setidaknya ada 3 hal utama yang diperhatikan dari konsumen, pertama posisi nilai konsumen, Pengetahuan konsumen dan Kredibilitas klaim produk.” Tambahnya

Ada beberapa tips untuk menuju go green antara lain yaitu 1) mengetahui masalah dan perhatian konsumen, 2) mengedukasi konsumen dengan berbeda, 3) menambah beberapa nilai disamping hanya menyelamatkan lingkungan, 4) menjadi terbuka dengan apa yang sudah atau belum dilakukan, 5) mengembangkan produk baru (eco-innovate)

“Manajemen lingkungan dilakukan dengan formula yang dikenal dengan 3R yaitu Reusing (penggunaan ulang) kemasan, Recycling (daur ulang) bahan dan Reducing (pengurangan) penggunaan sumber daya. Formula tersebut bertujuan untuk mengendalikan limbah sumber daya alam.” Paparnya.

Oleh karena itu, diperlukan dorongan untuk melakukan pembelian hijau masyarakat melalui perilaku yang dibentuk dari norma (Normative belief), keyakinan (Behavioral belief) dan kontrol perilaku (Control belief.) Perilaku tersebut dapat dijelaskan dalam teori yang dikenal sebagai Theory of Reasoned Action (TRA).

Behavioral belief adalah keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap atau perilaku pembelian produk hijau. Sementara Normative belief merupakan persepsi individu mengenai harapan orang atau pihak lain yang penting bagi kehidupan individu mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tertentu untuk membentuk niat pembelian produk hijau. Sedangkan Control belief merupakan persepsi individu mengenai kontrol yang dilakukannya sehubungan dengan perilakunya dan mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu seperti perilaku konsumen untuk berpartisipasi dalam praktik yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Kamis, 15 Oktober 2020
Penulis: Naufal Nur Mahdi/Departemen Agribisnis FEM IPB