Cetak Lulusan Agribisnis yang Agile, Tangguh, dan Berdaya Saing: Departemen Agribisnis FEM IPB Gelar Lokakarya Penyelarasan Kurikulum Menuju K2025
Bogor, 26 April 2025 — Dalam rangka memperkuat daya saing lulusan dan menjawab tantangan dunia agribisnis modern, Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University menyelenggarakan Lokakarya Akademik Penyelarasan Kurikulum K2020 menuju K2025. Kegiatan ini berlangsung di IPB International Convention Center (IICC), Kota Bogor, dan dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, alumni, mitra industri, serta asosiasi profesi.
![]() |
![]() |
Dengan mengusung tema “Menyelaraskan Kurikulum Agribisnis K2025 yang Adaptif, Kolaboratif, dan Berbasis Teknologi untuk Menghasilkan Lulusan yang Agile, Tangguh, dan Berdaya Saing,” lokakarya ini menjadi ruang strategis untuk menghimpun masukan dari berbagai pihak. Kegiatan dibuka oleh Dekan FEM IPB, Dr. Irfan Syauqi Beik, yang menekankan pentingnya implementasi konsisten pendekatan Outcome-Based Education (OBE) dalam pengembangan kurikulum. Ia menegaskan bahwa keberhasilan transformasi kurikulum sangat bergantung pada evaluasi menyeluruh serta keterlibatan aktif para pemangku kepentingan.
Ketua Departemen Agribisnis, Dr. Burhanuddin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kurikulum K2025 diharapkan mampu memperkuat identitas keilmuan Agribisnis IPB dan mencetak lulusan yang mampu berkontribusi nyata di masyarakat maupun dunia usaha. Kurikulum baru ini akan diberlakukan bagi mahasiswa Program Sarjana Agribisnis angkatan 62. Paparan rinci mengenai arah penyelarasan kurikulum disampaikan oleh Dr. Feryanto selaku Sekretaris Departemen.
Tiga narasumber utama turut memberikan perspektif strategis dalam sesi diskusi. Prof. Dr. Tomy Perdana, Ketua Asosiasi Agribisnis Indonesia, menyoroti urgensi transformasi pendidikan agribisnis di era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity), serta pentingnya penguatan system thinking, kolaborasi lintas disiplin, dan pendekatan berbasis ekosistem agribisnis tropis.
Hendra Etri Gunawan, SE, MBA, selaku Head of Amartha Academy, menggarisbawahi perlunya profil lulusan yang memiliki learning agility, kepemimpinan, serta kemampuan berinovasi dan adaptif terhadap perkembangan digitalisasi agribisnis. Di sisi lain, Hilmi Sultansyah, SE, alumni Program Studi Agribisnis IPB yang kini bekerja di Bank Syariah Indonesia, mengemukakan pentingnya integrasi pembelajaran berbasis kasus nyata serta penguatan program sertifikasi keahlian untuk meningkatkan kesiapan kerja lulusan.
Sesi diskusi yang dipandu oleh Dr. Anna Fariyanti menghasilkan berbagai masukan konstruktif, di antaranya penekanan kewirausahaan sebagai ciri khas lulusan, integrasi system thinking dalam mata kuliah dasar, serta pentingnya kolaborasi dengan mitra eksternal dalam pelaksanaan mata kuliah capstone dan program magang. “Kurikulum tidak bisa berdiri sendiri; perlu dibangun ekosistem akademik yang mendukung proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi lulusan,” tegas Prof. Tomy dalam penutupan diskusi.
Melalui lokakarya ini, Departemen Agribisnis FEM IPB berkomitmen untuk menyusun kurikulum K2025 yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan zaman, tetapi juga responsif terhadap dinamika sektor agribisnis. Harapannya, lulusan yang dihasilkan dapat menjadi agen perubahan di berbagai lini, baik sebagai wirausaha, manajer profesional, maupun konsultan pembangunan agribisnis berkelanjutan.